id="fb-root"> expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Translate

Laman

Sabtu, 23 Mei 2015

Untitled Part 3


     Setelah Jovan bertanya-tanya kepada warga sekitar, iapun tahu bahwa om Andre tertangkap sebagai pengedar narkoba. Rasa syukur dan rasa cemas muncul di benaknya. "Syukurlah aku tidak berada disitu" pikirnya namun Jovan juga tidak memiliki kenalan samasekali di Surabaya, Uang untuk membeli tiket kembali ke Jakarta pun tidak cukup. 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
   
      Maria pun terpaksa menerima tawaran Johan. Meskipun rumahnya kecil, minimal Maria dapat terlindungi dari panas dan hujan didalamnya. Maria sempat erasa tidak enak sebab karena dia Johan tidur di luar. Tetapi, kata Johan ia sudah terbiasa tidur di karpet sehingga hal itu tidak terlalu berat baginya. 

     Keesokan harinya, Maria dibangunkan oleh Johan. Johan hendak mengajak Maria bersepeda bersama sekaligus menikmati kota Surabaya di pagi hari. Namun, Johan ternyata tidak sekedar bersepeda, ia mengajaknya ke suatu bangunan bersejarah yang terletak di Utara Kota Surabaya, ia mengajak Maria menuju sebuah gereja. Maria memang pernah meminta untuk mengantarkannya ke sebuah tempat terindah di Surabaya, tetapi gereja? Bukankah bangunan gereja sudah ada di mana-mana?

     Johan mengajaknya masuk dan duduk di salah satu bangku kayu disana. Johan pun bercerita bahwa dahulu ketika ia masih kecil, ia senang duduk sendirian dan merenung di tempat ini, karena menurutnya disitulah kita dapat merasakan ketenangan diantara ramainya kota Surabaya. Johan juga bercerita bahwa dahulu ia sempat membuat lukisan dengan latar tempat ini. Namun, sekarang banyak batu sudah mulai agak luntur dan beberaa bahkan telah terkikis oleh waktu. Merekapun berpikir bagaimana agar bangunan seperti ini masih dapat dinikmati oleh anak cucu mereka?

     Setelah puas menikmati keindahan bangunan itu, merekapun kembali ke rumah sederhana Johan. Mereka pun tiba-tiba memiliki ide untuk membuat sebuah blog yang berisi hasil perjalanan mereka menikmati bangunan-bangunan di Surabaya, sekaligus sebagai bentuk pelestarian bangunan bersejarah .

 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

     Jovan tiba-tiba tersentak ketika melihat sebuah tas kecil yang terletak di bangku gereja saat Jovan hendak memikirkan hidupnya. Isi tas itu adalah sebuah amplop yang berisi sedikit lima lembar uang dua puluh ribu serta sebuah buku diary. Jovan membaca diary tersebut dan memutuskan untuk mengembalikannya kepada pemiliknya. Meskipun tidak jelas alamatnya, jovan berusaha mencari ruah tersebut dan akhirnya ia menemukan rumah suram dan sederhana yang terletak diantara sederet rumah mewah.

    Setelah mengetuk pintu, Jovan memberikan tas itu kepada Maria, Maria sangat berterimakasih atas perbuatan itu, mereka bertiga pun bebincang bincang dan akhirnya mereka mengijinkan Jovan tinggal di rumah itu bersama mereka sebagai tanda terimakasih.

     Hari-berganti hari, mereka bertiga menjadi sahabat karib yang tak dapat dipisahkan, mereka selalu bersama, perbedaan usia tidak menghalangi mereka untuk berkarya meskipun sebenarnya mereka memiliki tekanan dalam keluarga yang membuat mereka terkadang merasa frustasi akan itu, tetapi persahabatan mereka dapat menghilangkan itu semua.

     Liburan tinggal dua minggu lagi dan itu pertanda bahwa mereka akan segera berpisah. Namun, setelah pergi ke berbagai tempat di Surabaya tiga sekawan itu teringat akan satu hal. Bagaimana mereka mendapat uang yang cukup untuk kembali ke tempat asal mereka....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...