id="fb-root"> expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Translate

Laman

Jumat, 22 Mei 2015

Untitled Part 2


    Dokter membuka pintu kamar rumah sakit dan berkata pada Jovan bahwa ayahnya selamat, namun benturan keras yang dialami ayahnya saat serangan mendadak itu membuatnya menjadi lupa ingatan dan satu-satunya cara membuatnya pulih adalah dengan membawa ayahnya ke orang yang paling mengenal ia agar dapat berangsur-angsur memulihkan ingatan ayahnya. Jovan terkejut, dan satu-satunya orang yang diingatnya adalah Neneknya......


     Jovan mengetuk pintu rumah Neneknya. Jovan pun menceritakan semuanya dan akhirnya neneknya pun mau menerima ayah Jovan dirumahnya hingga ayahnya sembuh. Selama ayahnya di rawat di rumah neneknya, Jovan pun terpaksa dititipkan di rumah om Andre yaitu  saudara jauh ayah Jovan, mungkin disana Jovan bisa membantu. Jovan terkejut ketika mengetahui bahwa ia akan tinggal di Surabaya, tetapi apa boleh buat, ia harus pergi kesana. 

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

     Johan pun menenangkan diri di gereja dan berdoa. Ia menyerah akan hidupnya berhari-hari setelah orang tuanya meninggal Johan telah mencoba berbagai pekerjaan kecil-kecilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya namun semuanya gagal. Dan kini telah tengah hari dan ia belum makan apapun. "taman" adalah stu kata yang tiba-tiba terlintas di pikirannya. Johan pun segera mengayuh sepedanya menuju taman "siapa tahu aku bisa mendapat makanan, Inspirasi, atau mungkin yang lain?" pikir Johan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

     Maria terkejut setelah ia dibangunkan oleh sopir truk tersebut. Ia pun dengan terpaksa turun dari truk tersebut. Kini Maria harus berjalan sendiri minimal untuk menemukan penginapan. Terlihat di tanda nama jalan bahwa ia berada di Surabaya. Maria pun berjalan dengan memandang bangunan yang menghiasi jalan. Akhirnya Maria sampai pada taman "mungkin aku bisa menemukan cemilan"pikirnya. 

     Betapa terkejutnya Maria ketika merasa bahwa dompetnya telah hilang. "Pasti tertinggal di truk itu" pikirnya. Kini Maria berjalan dengan lesu sambil memikirkan apa yang harus ia laukan dengan uang sisa yang hanya seitar seratus ribu itu. 

     Langkah Maria terhenti saat menyadari ada sepeda sedang berhenti mendadak di depannya. Maria pun segera menyingkir dan dengan lesu melanjtkan perjalanannya. Karena penasaran pengendara sepeda itu pun berkata "namaku Johan, maaf udah mau nabrak kamu, duduk yuk biar kamu kelihatannya capek." Mereka pun duduk di bangku taman dan saling bertukar cerita mengenai hidupnya, karena merasa kasihan, Johan memutuskan untuk membiarkan Maria tinggal di rumahnya. 

     ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

     Suara kereta disertai dengan hangatnya sinar matahari membangunkan Jovan dari tidunya. "Aku sudah hampir sampai" pikirnya. Jovan segera masuk kedalam taksi dan segera memberikan alamat om Andre. Di perjalanan Jovan merenungkan apa yang harus ia lakukan di kota ini. Ia tidak kenal siapa-siapa, iapun hanya membawa sedikit uang.

     Jovan pun segera turun dari taksi dan mencari rumah om Andre yang terletak di gang kecil. Ia berjalan serta memandangi nomor rumah yang tersusun acak. Akhirnya Jovan menemukannya, namun apa yang ia lihat sungguh tidak dapat di percaya. Sebuah garis polisi melintang di pintu rumah tersebut...........

To Be Continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...