id="fb-root"> expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Translate

Laman

Kamis, 08 April 2021

Di Balik Si "Pemersatu Bangsa"

C.S. Fritz - https://dribbble.com/shots/8505471-Pornography

     Pornografi di abad 21 sepertinya bukan lagi hal yang tabu, setidaknya tidak se-tabu zaman-zaman sebelumnya. Semakin hari perbincangan dan hiburan berbau pornografi semakin sering ditemukan baik di dunia maya maupun di kehidupan sehari-hari. Pornografi bahkan mendapat gelar kehormatan sebagai "pemersatu bangsa" seakan semua kaum dan bangsa dari segala latar belakang mampu dipersatukan oleh konten proses perkembangbiakan manusia ini. Lantas benarkah sang "pemersatu bangsa" ini hal yang normal bahkan baik untuk manusia dan masyarakat? Ataukah justru ia musuh dalam selimut yang tanpa disadari menghancurkan manusia?

     Istilah "pemersatu bangsa" ditujukan kepada konten-konten pornografi maupun yang berbau porno. Istilah ini aku temukan saat berselancar di media sosial khususnya di kolom komentar, ketika setiap konten yang berbau pornografi selalu mengundang banyak penggemar dan sukses mempersatukan manusia lebih ampuh dari ideologi manapun. Namun, sepertinya pemersatu bangsa ini tidak seindah dan seluhur gelarnya, sebaliknya itu menjadi seperti impostor yang perlahan tapi pasti mematikan kemanusiaan dan menciptakan sejuta masalah.

     Salah satu yang membuatnya sangat berbahaya adalah karena banyak orang tidak melihatnya sebagai masalah. Terorisme atau korupsi misalnya, selalu mengundang kecaman dan kutukan banyak pihak. Hampir bisa dibilang, tak ada satupun orang normal yang mendukung kedua hal ini. Pemerintah dan masyarakat pun menggunakan banyak cara untuk mengecam dan mencegah problem-problem ini. Pornografi sebaliknya, masih dianggap biasa saja oleh banyak orang. Beberapa menganggapnya sebagai hiburan, bahkan beberapa menganggapnya normal disertai jutaan alasan. Inilah yang menyebabkan pornografi sangat berbahaya, bila terorisme dan korupsi disebut musuh bersama, pornografi malah mendapat gelar "pemersatu bangsa" tepat sekali seperti hewan buas berkamuflase yang siap menerkam mangsanya tanpa disadari.

     Aturan moral di masyarakat dan pemblokiran situs oleh negara menurutku tidak cukup ampuh mencegah dan menghentikan orang terpenjara ilusi nikmat pornografi. Tanpa kesadaran, peraturan dan pembatasan itu tak lebih dari halangan yang semakin menantang penikmat pornografi untuk menemukan berbagai cara agar dapat menikmati konten ini dengan lebih "seru". Masyarakat harus paham bahwa, bukan hanya karena dilarang budaya atau agama, tetapi menyadari fakta bahwa pornografi berbahaya dan merupakan musuh yang harus kita lawan.

     Siapa yang kita konsumsi? Pertanyaan ini agak aneh memang, kata "siapa" yang menunjuk pada pribadi kok dikonsumsi? Tetapi, setiap kali orang melihat konten pornografi, bukankah ia "mengkonsumsi" orang yang dia tonton? Menggunakan dia atau mereka sebagai objek pemuas nafsu dan imajinasi. Pernakah kita berpikir siapa yang kita tonton di video itu? Apakah mereka bebas dan benar-benar ingin menyumbangkan "karya" mereka? Nyatanya, pornografi tak seindah yang terlihat. Adegan panas pemuas nafsu dan khayalan liar itu ternyata banyak kali merupakan hasil perdagangan manusia dan pemerkosaan. Tak jarang pula anak-anak terperangkap dalam industri bajingan berkedok kenikmatan itu. Maka, setiap kali kita mengkonsumsi konten pornografi, kita melihat manusia-manusia yang dirinya dianggap tak lebih dari daging bergerak yang hidupnya menjadi budak seks. Dengan mengakses konten porno, kita juga mendukung berkembangnya industri bobrok dan mendukung hancurnya hidup banyak orang yang menjadi korban industri itu.

     Apa dampaknya bagiku? Seandainya kalian begitu tidak peduli pada orang lain, setidaknya kalian harus tahu apa dampaknya bagi diri kalian sendiri. Pornografi terbukti merusak otak dan membuat kecanduan, dua hal yang sudah sering kita dengar dalam seminar anti pornografi di sekolah bukan? Tapi, lebih dari itu, pornografi mengubah cara pandang orang akan manusia dan seksualitasnya. Manusia yang adalah makhluk rational, memiliki hati nurani, dan berbudaya, kini dibatasi hanya sekadar objek pemuas hasrat seksual. Manusia, yang memiliki kepribadian, pemikiran, dan martabat kini dibatasi hanya dengan perut sixpack, payudara, penis, dan vagina. Seksualitas yang adalah proses biologis nan menakjubkan, saat dua insan berbagi keintiman dan terciptalah pribadi baru, kini tak lebih dari sekadar "ritual" pemuasan fantasi dan nafsu liar seksual. Sadarkah betapa besar pengaruh pornografi terhadap kemanusiaan? "Lupakan tentang martabat manusia, perdamaian, dan solidaritas, semua manusia adalah objek untuk kenikmatanku!" atau kalau kata Iwan Fals, " Yang penting aku senang, aku menang."

      Masih banyak tentunya pembahasan tentang si pemersatu bangsa, penista kemanusiaan ini, tetapi kali ini aku akan berhenti di sini. Aku berharap kalian dapat mulai menyadari musuh kita dan tak henti-hentinya berperang melawannya, termasuk berhenti memberikan gelar dan sebutan manis nan jenaka untuk barang busuk nan keji ini. Mari buka mata, buka pikiran, angkat suara, dan kerahkan tenaga untuk memberantas pornografi, dan marilah menjadi MANUSIA!



Vive Jésus!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...