id="fb-root"> expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Translate

Laman

Jumat, 07 Maret 2014

Story of the Saint: St Perpetua dan Felisitas

     Syalom guys, admin kembali lagi dengan menulis post orang kudus pertama pada bulan Maret yang menceritakan tentang Santa Perpetua dan Santa Felisitas.  Meskipun pada masa Prapaskah ini ada yang namanya pantang, tapi admin nggak bisa pantang blogging guys. Baiklah guys, selamat membaca cerita dari para wedhus ups kudus berikut ini.


     Kedua orang kudus tersebut hidup di Kartago,Afrika Utara. Perpetua adalah seorang ibu yang berusia kira-kira 22 tahun. Ketika ia ditangkap karena imannya, ia sedang mengandung anaknya yang pertama. Sedangkan Felisitas adalah pelayan Perpetua. Ia juga ditangkap bersama Perpetua.

     Di dalam penjara, Perpetua di olok-olok oleh para serdadu kafir.Tetapi dengan tenang Perpetua berkata "Sekarang adalah giliranku untuk menderita. Tetapi akan tiba saatnya aku yang berbahagia, dan kamu yang akan menanggung penderitaan yang jauh lebih besar daripada yang kualami sekarang ini."

     Ayah Perpetua yang belum  menjadi Kristen ikut menanggung penderitaan yang dialami anaknya. Ia datang ke penjara untuk membujuknya murtad dari imannya. Ia dengan setia mengikuti Perpetua hingga ke pengadilan. Disana ia dipukuli oleh para serdadu dengan pukulan bertubi-tubi. Seperti ayahnya, Perpetua merasa sakit hati melihat perlakuan para serdadu itu kepada ayahnya. Meskipun begitu, mati karena Kristus lebih mulia daripada murtad karena sayang kepada ayahnya.

     Bersama Perpetua dan Felisitas,banyak juga orang Kristen lain yang ditangkap dan dipenjarakan. Mereka senasib sepenanggunan didalam penderitaan yang ditimpakan kepada mereka. Mereka saling meneguhkan agar tak seorangpun lemah imannya dan menjadi murtad. Sementara itu didalam penjara Perpetua mengalami suatu penglihatan ajaib. Seberkas cahaya surgawi bersinar terang di ruang penjaranya. Di dalam cahaya itu, ia melihat dirinya  bersama semua orang Kristen lainnya berarak memasuki kemuliaan surgawi.

    Perpetua bersama orang-orang Kristen lainnya dimasukkan kedalam gelanggang binatang buas yang kelaparan. Disana mereka diterkam dan dikoyak-koyak  oleh binatang buas itu hingga mati.

     Oleh sebab itu guys, kita harus bersyukur karena kita memiliki contoh manusia yang mau menjadi Martir demi Imannya semoga kita dapat meneladani perbuatan orang kudus tersebut. Baiklah guys, sekian dulu post admin hari ini, Good bye and God Bless You!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...