id="fb-root"> expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Translate

Laman

Sabtu, 18 Juli 2015

Perjuangan Menuju Paroki St Stefanus, Surabaya

     Gereja adalah salah satu minat ku dan bersepeda adalah hobby ku, maka waktu kosong tentu saja akan kuhabiskan dengan bersepeda menuju ke gereja-gereja untuk sekedar menikmati kaunikan dan keindahannya. Seperti biasa, aku tak sendiri perjalananku selalu ditemani oleh teman-teman misidinar di paroki Redemptor Mundi. Pada kali ini, gereja yang akan kami kunjungi adalah paroki St Stefanus yang terletak di wilayah manukan, dan berikut ceritanya.

      Paroki Santo Stefanus adalah paroki yang maaf bisa dibilang "kurang terkenal" Namun, bukan kami namanya jika tidak mencoba hal yang baru. Kami segera browsing mencari alamat dari paroki ini. Setelah menemukan rute terdekat dari google maps, kami segera menentukan jadwal dan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk perjalanan kita kali ini, dan akhirnya hari H pun datang dan kamipun memulai perjalanan kita kali ini.

     Perjalanan terlambat sekitar 15 menit dari target kita karena ada masalah ban, sadel, dan lainnya. Setelah semuanya selesai kami pun segera mengayuh sepeda menuju paroki Santo Stefanus. Karena sejalan, kamipun sempat mampir ke Paroki Santo Aloysius Gonzaga . Menurut peta, letak gereja ini berada di tengah pemukiman penduduk. Karena terlalu banyak gang, kamipun berkali-kali salah jalan dan karena pertimbangan kuota dan baterai, maka google maps pun tak lagi bisa diandalkan. Teringat semboyan manusia sebagai makhluk sosial kamipun mulai mengandalkan penduduk sekitar dan akhirnya kami menemukan bangunan balai paroki yang kece ini.



     Beruntung kami kenal dengan salah satu frater yang kebetulan ditugaskan disana sehingga iapun menjadi guide kita selama berada di gereja ini. Setelah berbincang-bincang sekaligus melepas lelah, kamipun meminta ijin untuk mengunjungi bangunan gereja yang terletak di sebelah balai paroki tersebut. 

     Arsitektur yang unik ditengah pemukiman membuat gereja ini seakan berbaur dengan rumah-rumah penduduk di sekitarnya namun juga memiliki daya tarik tersendiri. Meskipun bangunannya tidak terlalu luas, minimal gereja ini sangat membantu umat katolik di sekitar gereja ini. Interiornya yang unik membuat luas bukanlah menjadi masalah lagi. 

Suasana di dalam gereja

Penataan tempat duduk yang rapi serta pilar-pilar tempat jalan salib digantung  menambah keunikan gereja ini
Peletakan panti imam yang tepat
sehingga tak terlalu luas atau terlalu sempit

Langit-langit dan lampu yang menghiasi gereja ini.



     Setelah kami puas menikmati interior gereja, kamipun keluar dan menuju ke arah Gua Maria. Gua Maria gereja ini sederhana namun indah. Meskipun kurang terawat, tempat ini masih menjadi tempat favorit umat paroki ini untuk berdoa.




     Tepat didepan Gua Maria, terdapat patung pelindung gereja ini yaitu Santo Stefanus sang martir pertama. 



     Menurutku, daerah sekitar Gua ini sebenarnya indah, sayangnya kurang terawat. Mungkin kedepannya bisa dilakukan kerja bakti atau sekedar kesadaran diri sendiri untuk menjaga tempat berdoa ini.
     Paroki ini juga memiliki menara lonceng kecil yang terletak di samping patung St Stefanus.


     Berikut adalah gambar teras dan bangunan gereja dari arah balai paroki





Berikut adalah data singkat gereja ini:
  • NAMA PAROKI: SANTO STEFANUS
  • NAMA PELINDUNG: ST STEFANUS
  • ALAMAT: JL MANUKAN RUKUN NO 23-25 TANDES
 
     Besar maupun kecil bangunan bukanlah masalah jika bangunan itu menjadi "berkat" bagi orang lain. Berada di perkampungan atau di kawasan elite juga bukanlah masalah jika kita mempergunakannya dengan baik dan tentu saja merawatnya. Sekian kisah perjalanan kali ini semoga berguna dan Tuhan memberkati!!!
     

1 komentar:

  1. Bagi yang memiliki jadwal misa paroki ini dapat membagikannya di kometar thanks

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...