id="fb-root"> expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Translate

Laman

Sabtu, 20 Juni 2015

Mengukur Jalan Menuju Paroki Gembala Yang Baik, Surabaya

     Liburan adalah saat yang membosankan jika kita hanya berdiam diri di rumah dan memandang monitor saja. Liburan juga tak harus diisi dengan travelling atau menghabiskan uang di mall. Liburan bisa saja diisi dengan hal yang bermanfaat seperti kerja bakti atau berolah raga. Seperti yang saya dan beberapa teman lakukan kami memutuskan untuk bersepeda namun seperti biasa, kami akan mengunjungi sebuah tempat yang belum pernah kami kunjungi, berikut cerita kami.
   
     Hari Selasa pertama setelah penerimaan raport kami memutuskan untuk mengadakan acara bulanan kelompok kecil kami yaitu bersepeda sekaligus ziarah. Setelah rapat singkat kami memutuskan untuk bersepeda ke Paroki Gembala yang Baik di sekitar Jemur Andayani. Setelah memikirkan itu, kamipun menanti beberapa teman yang terlambat, maklumlah. Akhirnya pada pukul 6.45 kami berangkat terlambat 45 menit dari perkiraan kami.

      Aplikasi Google Maps di ponselku menjadi penunjuk arah kami. Perjalanan lancar hingga kami tiba di ujung jalan Mayjend Sungkono, Beberapa teman memiliki masalah pada ban sepdanya. Sebagai teman yang baik kami pun menunggu hingga ban mereka normal kembali. Jalanan Surabaya yang penuh rintangan dan polusi kembali kami lalui dengan baik hingga kami tiba di sekitar jalan Ahmad Yani. Petunjuk di Google Maps yang kami rasa membingungkan membuat kami membuat keputusan sendiri yaitu belok kiri di sekitar DBL Arena.

     Perjalanan kami pun berhenti setelah salah satu teman kami hendak melakukan panggilan alaminya yaitu "p*pis" iya yang itu. Sambil menunggu, aku menyempatkan diri membuka Google Maps dan benar saja kami terlewat. Kami terpaksa putar balik dan masuk ke sebuah gang. Disitu kami lebih mengandalkan tukang becak dan security daripada Google Maps. Setelah stu setengah jam perjalanan kami akhirnya melihat Sekolah biru St Carolus dan bangunan gereja Gembala Yang Baik.

     Setelah meminta ijin pada security gereja itu, kami pun segera menuju ke toilet lalu ke Gua Maria yang indah sekali. Suasana perumahan yang tenang menambah daya tarik umat untuk berdoa disini, ditambah lagi suara air di Gua tersebut membuat doa menjadi sesuatu yang luar biasa disitu.

     Sebagai anak muda masa kini, kami juga mengabadikan perjalanan kami kali ini dengan selfie. Jika ada yang mengatakan kami alay yah nggak masalah sih, tapi ingat kami bukan cabe atau terong :) Setelah puas selfie, kami pun memutuskan untuk pulang tetapi sebelum itu kami mencari tempat bernama Indomaret dimana kami dapat membeli minuman. Perjalanan pulang memang jauh lebih cepat dari berangkat. meskipun sama-sama tersesat (kami memang anak Surabaya yang sering tersesat di Surabaya :) Perjalanan berakhir dengan mengistirahatkan kaki di depan ruang sakristi Paroki Redemptor Mundi.

Berikut adalah beberapa foto yang kami dapatkan saat gowes ke GYB:


*Interior Gereja GYB*

*Grotto Maria Paroki GYB*

*Gambar nggak lulus sensor #1*

*Gambar nggak lulus sensor #2*

*Patung Gembala Yang Baik*

*Interior GYB*

*Eksterior GYB*

    Sekian kisah perjalanan kami, semoga bermanfaat dan Tuhan memberkati!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...