id="fb-root"> expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Translate

Laman

Rabu, 03 Maret 2021

Kejijikanku pada Blog Ini

     Aku mengawali Blog ini pada tahun 2013 tepatnya pada bulan November dengan postingan pertama "Cara Menghadapi Musim Hujan dengan Baik dan Benar" dengan kalimat pertama, "Hey guy's!ini adalah postingan pertama gue." yang mana kalau mau dikritik dari berbagai disiplin ilmu hingga omongan tetangga, kalimat ini "menjijikkan". Lebih parahnya, kalimat semacam itu menghiasi ratusan postingan berikutnya di blog ini dan jujur saja ketika aku membaca blogku ini aku jadi "jijik". Meski demikian, aku menyadari bahwa yang menulis itu bukanlah aku yang sekarang, yang tahu aturan berbahasa dan "tata krama" bermedia, melainkan anak 12 tahun yang masih duduk di bangku SD yang sedang coba-coba menulis blog tentang apapun yang ada di kepalanya.

    Pandemi COVID 19 memberiku banyak (baca: buaaanyyaaaakkkk) waktu untuk berada di rumah dan melakukan hal-hal yang tidak sempat aku lakukan sebelumnya karena kesibukan, salah satunya adalah membaca kembali dan mencoba menulis kembali di blogku tercinta ini. Aku mulai membaca satu demi satu postinganku mulai dari yang sekadar copy paste dari internet (tanpa kasih sumber), tulisan tentang "travelling" (dari sudut pandang dan bahasa anak SD tentunya), hingga sedikit tulisan tentang Iman Katolik. Saat membaca itu semua, perasaanku bercampur aduk, antara merasa senang, terharu, jijik, merasa bersalah, hingga putus asa. Mengapa? Tentu saja sebab aku menemukan banyak sekali kesalahan fatal yang telah ku tulis dan parahnya kubiarkan sekian lama dan untuk semakin "menyempurnakannya", post tersebut viewsnya banyak. Misalnya saja beberapa tulisanku tentang Iman Katolik di blog ini yang tak jarang tidak bersumber pada Alkitab, Magisterium, Tradisi, maupun dokumen dan katekismus, melainkan hanya berdasarkan opini, itupun ditulis dengan gaya bahasa yang problematik. Belum lagi beberapa candaan tidak lucu dan pelanggaran hak cipta yang sudah kulakukan sepanjang menulis blog ini. Hal - hal itulah yang menjadi perhatianku lebih dari kesalahan ketik atau gaya bahasa (yang mana saat itu aku masih anak-anak yang untuk membuat blog ini pun harus memalsukan tahun kelahiran agar bisa membuat email). Bagiku kebenaranlah yang harusnya kutulis di sini, bukan hal-hal semacam itu. Itu semua membuatku mempertimbangkan kemungkinan menghapus blog ini.

    Mempertimbangkan itu tentu tidak mudah, mengingat dulu saat blog ini jadi "kebanggaanku", ketika jumlah pembaca lebih membuatku bangga daripada jumlah followers Instagram atau teman Facebook, aku meluangkan banyak waktu untuk menulis. Blog ini pun aku bangun dengan berbagai cara yang terpikirkan saat itu, bagaimana dari 1-2 pembaca setiap post menjadi ratusan pembaca. Yang kutulis pun penuh cerita yang mungkin aku sudah melupakannya bila tidak kutulis. Tetapi, memeriksa dan memperbaiki semua postingan dari awal tentu akan sangat menyita waktu, di sisi lain aku tidak bisa membiarkan orang-orang terus membaca beberapa tulisan problematik di blog ini. Kemudian, suatu hari aku menyadari sesuatu, Proses!

    Aku mulai menyadari ternyata blog ini mencatat sebuah proses, sebuah sejarah, yang menjadikan diriku aku yang sekarang. Dari berbagai tulisan yang kurang enak dibaca aku jadi belajar caranya menulis yang baik hingga membawaku jadi tim majalah sekolah saat SMP. Aku rasa aku akan kehilangan banyak sekali bila aku menghapus blog ini, seperti menghancurkan bukti peradaban kuno yang membuat peradaban itu hilang selamanya. Bukankah kesalahan dan kekonyolan masa lalu pun dapat membantu kita belajar? Intinya, aku memutuskan untuk mempertahankan blog ini dan membiarkannya demikian. Membiarkan beberapa postingan demikian adanya, dengan gaya bahasa norak dan "mejijikkan". Tetapi, aku akan memfokuskan pada memperbaiki apa yang harus aku perbaiki, misalnya tulisan tentang Iman Katolik akan aku sempurnakan, terutama yang tidak sesuai dengan Ajaran Gereja sama halnya dengan tulisan-tulisan lain yang menyangkut tentang kebenaran, aku tidak bisa membiarkan orang-orang membaca tulisanku dan semakin sesat alih-alih semakin mengenal dan mencintai kebenaran. Intinya aku akan "merenovasi" blog ini, merapikan yang bisa dirapikan, memperbaiki apa yang bisa diperbaiki, dan melestarikan apa yang perlu dilestarikan. Tentu saja harus berbagi waktu dengan kesibukan lain.

    Akhir kata, terimakasih banyak kepada para pembaca di balik layar yang mungkin kita tidak pernah saling mengenal. Ketahuilah, kalian telah menyemangatiku untuk terus menulis, baik hanya dengan membaca, maupun berkomentar serta memberikan kritik dan saran di blog ini. Aku berterimakasih pula kepada para blogger yang menjadi inspirasiku dulu, seorang anak ingusan yang terpesona dengan indahnya dunia maya, yang mengajariku cara membuat blog hingga cara menulis, terimakasih banyak. Mohon maaf atas semua kesesatan dan kejijikan yang telah aku bagikan lewat blog ini, semoga ada pula hal baik yang dapat kalian terima. Sekian, doakanlah aku selalu, dan semoga Tuhan memberkati!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...