id="fb-root"> expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Translate

Laman

Rabu, 02 Desember 2020

Rahim Untuk Dipinjamkan: Melihat Manusia dari Awal Kehidupannya

    Bila ditanya tentang "siapa itu manusia?" Dengan mudah kita akan menunjuk manusia-manusia di sekitar kita. Dimulai dari diri sendiri, orang tua, teman-teman, guru, pak supir, tukang becak, presiden, dan sebagainya. Intinya makhluk berkaki dua, bertangan dua yang disebut juga makhluk rasional dengan mudah kita sebut manusia. Namun, bagaimana dengan makhluk bersel 1, 2, atau yang sudah mulai berbentuk tapi hanya sebesar genggaman tangan yang ada di rahim perempuan? Secara penampakan tentu saja mereka berbeda dari sosok ibu, ayah, atau manusia lain, tetapi apakah itu lantas menjadikan mereka bukan manusia? Bila "kemanusiaan" mereka tersamarkan oleh bentuk mereka, lantas apakah mereka tak memiliki hak dan martabat sebagai manusia? Nah, kali ini aku akan memberikan sebuah rekomendasi buku yang akan menjawab semua itu dengan jelas dan sederhana.

    Buku itu berjudul RAHIM UNTUK DIPINJAMKAN: Moralitas Kristiani pada Awal Hidup Manusia. Buku karya RP Benny Phang, O.Carm. tersebut menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar moral khususnya yang berhubungan pada seksualitas manusia seperti kontrasepsi, aborsi, bayi tabung, kloning, dan banyak lagi, tentu saja dari sudut pandang moralitas Kristiani. Dosen teologi moral sekaligus Konsiliarius Jendral Ordo Karmel untuk Asia, Asutralia, dan Oceania itu berhasil menjelaskan topik-topik "panas" ini dengan gaya bahasa yang jelas, lengkap, namun juga sederhana dan indah.

    Misalnya saja tentang tema aborsi, banyak pandangan orang terhadap praktik ini, mulai dari menolak hingga menganggapnya sebagai "hak" si ibu. Namun, apakah benar makhluk bersel satu hasil pembuahan manusia itu tidak punya hak hidup? Apakah kecacatan adalah alasan kuat untuk merampas hak hidupnya? Lantas bagaimana dengan ajaran Gereja, para Bapa Gereja, serta Undang-Undang yang berlaku tentang ini? Itu semua dijelaskan dengan sangat baik oleh penulis sehingga pembaca akan dapat dnegan mudah memahami moralitas dibalik praktik ini.

    Topiknya yang menarik, bahasa yang berbobot namun mudah dipahami, serta kemampuan penulis merangkai penjelasan adalah kelebihan buku ini. Namun, di samping itu, buku ini tidak untuk semua usia. Topik yang dibahas di buku ini kurang pas untuk dibaca anak-anak. Tetapi, buku ini tetap cocok untuk menjadi pegangan para remaja hingga orang dewasa untuk memahami bioetika Kristiani terlebih bagaimana memandang manusia sebagai manusia dari awal keberadaannya.

       Akhir kata, bagi kamu yang ingin dibawa ke dalam pendalaman Teologi dari luhurnya martabat manusia dan kudusnya seksualitas buku ini menjadi buku yang tepat untukmu. Jadi, tunggu apa lagi? Mari mendalami keluhuran martabat manusia dari awal kehidupannya bersama buku ini. Sekian, Tuhan memberkati!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...