id="fb-root"> expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Translate

Laman

Jumat, 27 September 2019

"Dipenjara Aturan"


     "Aturan ada untuk dilanggar" entah darimana semboyan ini berasal yang jelas hal itu sangat menggangguku. Setidaknya akibat dari perbedaan pandangan ini ratusan diskusi dan "debat" tercipta baik dengan teman, keluarga, hingga beberapa guru di sekolah. Alasannya sederhana, bagiku aturan ada agar tidak terjadi kekacauan, maka sudah layak dan sepantasnyalah kita menaatinya. Namun itu semua ditentang atas dasar kebebasan katanya. Bagiku justru aturan dibuat untuk melindungi kebebasan manusia yang kadang terlalu liar. Aturan ada agar kebebasan manusia, hak mereka, tidak merampas hak dan kebebasan orang lain. Tentu saja di dunia ini tak ada kebebasan yang total, nyatanya sejak awal hidup manusia tak ada kebebasan kapan, dimana, dan oleh siapa kita dilahirkan. Matipun bila tidak bunuh diri kita tak bebas menentukan kapan maut menjemput, bunuh diripun terkadang bukan jaminan nyawa bisa melayang, ditambah lagi berbagai hal yang tak ada hubungannya dengan kebebasan manusia, bencana alam misalnya. Intinya memperjuangkan kebebasan bukan berarti alasan untuk melanggar aturan.

Senin, 28 Januari 2019

Revolusi Ide

    
     Perubahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, hal itu selalu ada dan akan tetap ada. Entah perubahan menuju ke arah yang lebih baik atau lebih buruk, semua menghiasi dunia kita, kehidupan kita, mewarnai semesta sejak awal dia bermula. Hari ini aku memutuskan untuk kembali mengunjungi sebuah karya yang pernah kubuat, yang pernah kugunakan sebagai media pengungkapan ide dan pengembangan bakat, blog ini. awalnya aku ragu mengingat bahwa telah lama aku tidak lagi berkarya lewat blog ini. Sebuah dorongan dari dalam akhirnya menuntunku melihat sejauh mana blog ini dapat berguna bagi sesamaku, bagi lingkunganku, bagi dunia. Aku melihat kembali, sekian banyak "postingan" abstrak yang pernah ku buat, tanpa arah, beberapa hasil pemikiranku yang tanpa dasar, beberapa hanyalah hasil salinan dari karya lain yang tidak bertanggung jawab, bahkan beberapa dibuat dengan asal dan tidak beraturan. Apa boleh buat? Saat blog ini pertama kali kubuat aku hanyalah anak berusia  10 tahun yang tidak mengerti apa-apa tentang aturan kebahasaan, etika berpendapat, maupun bermedia. Saat itu yang aku pikirkan hanyalah menulis, menulis, dan menulis, benar atau salah, baik atau buruk, tergantung suasana hati, pokoknya MENULIS.

     Enam tahun berlalu dan kini terbesit lagi di pikiranku untuk kembali berkarya melalui blog ini. Aku melihat duniaku, dunia kita yang penuh dengan kekacauan. Semua berjalan kearah yang semakin gelap, semakin kelam. Apalagi aku melihat sesamaku di zaman ini yang sangat mudah terseret arus. Aku merasa bahwa aku harus bertindak, paling tidak dengan cara yang aku bisa, mengubah diriku, mengubah sesamaku, dan mengubah dunia. Aku memang bukan orang yang dapat membuat sesuatu menjadi menarik, aku juga tidak bisa membuat sesuatu menjadi mudah diterima orang lain, aku hanya ingin berkarya, mengubah dunia dengan cara yang aku bisa. 
     
     Akhir kata, blog ini akan tetap menjadi blogku, mediaku untuk menuangkan ide-ideku yang kadang terpenjara dan tak terbagikan. Aku akan kembali menggunakan blog ini sebagai mediaku mewartakan kebenaran dan kabar baikNya, dengan caraku, dan dengan sebisa mungkin memberi cinta pada setiap kata yang kutulis, tidak seperti yang dulu kulakukan. Demikian catatan kecil ini, terimakasih banyak, semoga blog ini menjadi media yang membawa terang di tengah dunia yang semakin gelap ini, Tuhan memberkati

Senin, 17 September 2018

Pemanfaatan Sumber Daya Alam Secara Arif dan Berkesinambungan



“LAUDATO SI mi Signore” – “Terpujilah Engkau, Tuhanku.” Dalam nyanyian yang indah ini, Santo Fransiskus dari Assisi mengingatkan kita bahwa rumah kita bersama bagaikan saudari yang berbagi hidup dengan kita, dan seperti ibu yang jelita yang menyambut kita dengan tangan terbuka. “Terpujilah Engkau, Tuhanku, karena Saudari kami, Ibu Pertiwi, yang menopang dan mengasuh kami, dan menumbuhkan berbagai bauh-buahan, berserta bunga warna-warni dan rerumputan.”
-          Paragraf I Pengantar Ensiklik ‘Laudato Si’ Paus Fransiskus –

Bumi dan segala isinya adalah rahmat Tuhan Yang Mahakuasa bagi manusia. Segala hasil bumi di atas tanah, pertanian, perkebunan, hutan, dan segala isinya; di bawah tanah dengan hasil tambang; di laut dengan segala kekayaannya adalah  ‘hadiah’ takternilai dari Sang Pencipta. Manusia, sebagai makhluk berakal budi memiliki peran dalam merawat bumi dan segala kekayaannya, rumah kita bersama dengan arif dan berkesinambungan tak hanya untuk kelangsungan generasi ini tetapi juga untuk kelangsungan generasi yang akan datang.

Apa itu pemanfaatan Sumber Daya Alam yang ‘arif’ dan ‘berkesinambungan’? Pemanfaatan adalah suatu proses atau cara untuk memanfaatkan atau menggunakan sesuatu. Arif berarti bijaksana, yaitu tindakan yang dilakukan dengan menggunakan akal budi dengan cermat dan hati – hati. Sedangkan berkesinambungan berarti berlanjut atau terus menerus. Maka dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) yang arif dan berkesinambungan adalah suatu cara atau proses untuk menggunakan SDA dengan cermat dan berhati-hati agar dapat berlanjut terus – menerus dan dinikmati oleh generasi yang akan datang.

Mengapa SDA harus dimanfaatkan dengan arif dan berkesinambungan? Sebab bumi adalah rumah kita bersama, rumah dari segala makhluk dan segala generasi. Setiap manusia memiliki kewajiban untuk merawat dan memanfaatkan bumi agar segala hasil bumi yang dapat kita nikmati sekarang juga dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang. Generasi ini banyak merampas hak generasi mendatang untuk menikmati bumi seperti dengan penebangan liar, pembakaran hutan, eksploitasi besar – besaran SDA, dan lain sebaginya. Bila tidak dihentikan, maka kita akan menyaksikan kepunahan dan kehancuran rumah kita dan akhirnya kepunahan kita, manusia.

Paus Fransiskus pernah berkata:“Kita semua dipanggil untuk membangun dunia sebagaimana Allah telah menciptakan taman yang indah untuk dirawat, dimana semua orang bisa hidup bersama.“. Hal ini menegaskan bahwa tanggungjawab untuk memanfaatkan SDA dan merawat bumi dengan  arif dan berkesinambungan adalah tugas semua orang, tanpa terkecuali! Dunia adalah hadiah yang telah kita terima secara gratis dan yang kita bagi dengan yang lain. Jika bumi diberikan kepada kita, kita tidak lagi dapat berpikir hanya menurut ukuran manfaat, efisiensi, dan produktivitas untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk seluruh manusia termasuk generasi yang akan datang.

Bagaimana memanfaatkan SDA dengan arif dan berkesinambungan untuk merawat rumah kita serta kelangsungan generasi yang akan datang? Sebagai pribadi, manusia harus menyadari perannya yaitu dengan memanfaatkan hasil-hasil alam dengan cara yang tidak merusak dan mengeksploitasi (misal: bom, pembakaran, pukat harimau, dan lain sebagainya.). Sebagai masyarakat, manusia dapat saling berkerjasama dalam membangun lingkungan yang bertanggungjawab seperti: melakukan proses tebang pilih saat menebang hutan serta melakukan reboisasi setelahnya. Sebagai bagian negara dan organisasi internasional, setiap anggota harus memperjuangkan hukum yang melindungi alam dan hasil-hasil bumi dari ekspliotasi dan penggunaan yang merusak dan tidak bertanggungjawab serta berkomitmen untuk melaksanakannya secara nyata.

Setiap insan juga harus memiliki kesadaran mengenai batasan penggunaan bersama untuk kesejahteraan bersama. Manusia tidak memikirkan sesama yang hidup saat ini saja melainkan juga generasi berikutnya, ini adalah dasar dari prinsip berkelanjuta. Melakukan kegiatan ekonomi berkelanjutan berarti masyarakat tidak boleh memakai lebih dari yang diperlukan, sumber daya entah yang tergatikan atau terbarukan. Maka dalam memafaatka SDA harus diingat bukan hanya keuntungan sediri tetapi juga kesejahteraan semua orag yaitu keseahteraan umum. Pemilik barang bertanggungjawab menggunakannya secara produktif atau membuatnya tersedia bagi orag lain yang bisa memanfaatkannya secara produktif. Sehingga semua orang dari segala kaum dan generasi dapat menikmati kekayaan alam karya Maha Agung Sang Pencipta.


“Kita memperlakukan dunia,
seolah-olah kita masih punya satu lagi tersimpan di lemari.”
-         Jane Fonda - 



Oleh: Stefanus Dominikus Christian Viming
 

Jumat, 08 Desember 2017

Suatu Cerita.....


     Lama sudah saya tidak menulis dan menerbitkan tulisan di blog ini. Namun beberapa saat yang lalu saat saya sedang berselancar di dunia maya tiba-tiba teringat blog ini yang sudah terbengkalai dan tak terawat. Pada postingan ini saya akan menceritakan beberapa halangan yang membuat saya tidak sempat untuk merawat blog tercinta ini.
     
     Semua itu diawali saat masa SMP dimana saya bersekolah di salah satu SMP yang terkenal "sibuk"nya. kegiatan demi kegiatan datang bergantian tidak seperti masa SD dimana banyak sekali waktu kosong. Sesekali saya ingin menulis sesuatu di blog ini namun tak kunjung di publikasi karena terlantar dan berhenti ditengah jalan dan hanya berakhir di draft blogger. Akhir SMP adalah masa-masa paling "gila" yang pernah saya alami dimana ujian demi ujian baik ujian akademis maupun ujian kehidupan menghampiri ^_^. Akhirnya saya pun lulus dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi pertengahan tahun ini.

     Selama masa-masa "gila" itu saya memilih untuk mengasah minat menulis dan memotret saya di media sosial instagram yang menurut saya menguras waktu lebih sedikit daripada di blog. Setelah cukup lama merasa nyaman mengurusi akun instagram, kini timbul rasa rindu nge-blog. Blog  yang dahulu masih saya isi dengan informasi-informasi hasil copy paste dan terkadang kurang bermutu, blog yang isi bahasannya nggak penting, blog yang bahasanya campur aduk dan penuh dengan kesalahan penulisan dan bahasa-bahasa alay, dan lain-lain. Akhirnya saya memutuskan untuk mengintip blog-blog yang lama saya tinggalkan dan ternyata...... puji Tuhan masih ada yang baca meskipun nggak tahu siapa, tiba-tiba kolom komentar blog sempat terisi dengan iklan-iklan obat *** yang cukup mengganggu saya, dan saya lebih kaget lagi saat melihat postingan-postingan lama saya. Oh betapa aneh bahasa yang dulu pernah kupakai di blog ini, terkadang saya tertawa, kadang juga merasa jijik sampai muntah-muntah *alay. akhirnya saya memutuskan untuk me"renovasi" beberapa postingan dan termasuk membuat satu postingan baru yaitu postingan ini.

     Saya berterimakasih kepada pembaca yang terjebak di blog yang kekurangan mutu ini, saya akan berusaha yang terbaik untuk selalu mengisi blog ini dengan hal-hal yang positif yang tidak akan membuat orang positif ^_^. Sekian cerita singkat yang tidak jelas ini, atas perhatiannya saya mengucapkan terimakasih, Tuhan memberkati  ^_^




Senin, 09 Januari 2017

5 Makanan Khas Surabaya yang Paling "Yummy"

    
     Makanan memang menjadi salah satu kebutuhan kita sebagai manusia. Beruntungnya negara kita, Indonesia sangat kaya akan keanekaragaman kuliner. Jadi di setiap daerah tentu ada makanan khas yang menjadi ciri daerah tersebut. Sebagai warga kota Pahlawan yang baik, kali ini saya akan menampilkan 5 makanan khas Surabaya yang tidak boleh kalian lewatkan. 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...