id="fb-root"> expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Translate

Laman

Senin, 09 Desember 2024

WYD: Perhentian

    Perhentian (transit) di Kuala Lumpur (dan kemudian di Dubai) bagi kami menjadi semacam "rekreasi" singkat sebelum memulai petualangan sesungguhnya. Meski begitu, masa-masa ini banyak membantu kami lebih mengenal satu sama lain dan mempersiapkan kami menjalani peziarahan bersama.

Minggu, 08 Desember 2024

WYD: "Saatnya Pergi!"

  

(foto sebelum berangkat, mumpung masih seger ^^ )

    Sesudah berbulan-bulan persiapan, baik secara rohani maupun jasmani, secara spiritual maupun teknikal, tibalah hari keberangkatan kami: 24 Juli 2023. Peserta WYD bersama Komunitas Emmanuel ada 18 orang (aku termasuk). 11 orang berangkat dari Surabaya, 6 berangkat dari Jakarta, dan 1 dari Dili, Timor Leste. 

Kamis, 28 November 2024

WYD: Dana, Visa, Fobia

 

    WYD bukan sekadar "jalan-jalan ke luar negeri" tetapi sebuah peziarahan dan petualangan. Itu berarti perjalanannya, termasuk tantangannya sudah dirasakan sejak setiap orang mengatakan "iya" dan mendaftar. Kalau bisa aku rangkum, setidaknya tiga hal ini yang jadi tantangan besar bagi kami dalam persiapan menuju WYD: dana, visa, dan fobia!

Selasa, 19 November 2024

WYD: Saat Kerajaan Api Menyerang...

 

    Beberapa tahun berlalu, hidup yang biasa-biasa saja sepertinya bukan rencana Tuhan dalam hidupku. Tahun 2020 datanglah pandemi yang mempengaruhi seluruh dunia, aku termasuk. Dari yang awalnya sepanjang hari penuh kegiatan, selama beberapa tahun dipaksa untuk menjalani sebagian besar hari di dalam rumah. Hal ini tanpa disadari mengubah pandanganku tentang hidup. 

Jumat, 01 November 2024

WYD: Latar dari Latar Belakang

 

    Aku mau memulai kisah pertama tentang WYD ini dari pertama banget. Yak, dari kisah penciptaan! Netizen: "agak lama ya min ya..." wkwkkw. Tenang saudara-saudara, di sini aku akan menceritakan latar belakang dan hal-hal yang terjadi sebelum akhirnya aku literally terpanggil untuk menjawab "ya" dan memutuskan ikut WYD 2023 kemarin. 

World Youth Day: Sebuah Kisah

 

Sumber: https://www.lisboa2023.org/

    Hallo semua, apa kabar? Udah lama ya gak update di blog ini sampai agak debuan nih hehehe. Yah, meskipun blog ini udah lama tidur, si penulis sedang sangat sibuk "menulis cerita" di dunia nyata dan gak sabar untuk membagikannya kepada kalian. Salah satu kisah itu, bukan sembarang kisah tapi sebuah pengalaman tak terlupakan yaitu hari orang muda sedunia atau World Youth Day (WYD)!

Kamis, 14 Maret 2024

“Perbaikilah Gereja-Ku”: Bukan Sekadar Renovasi!


    Suatu ketika, di Gereja San Damiano, Santo Fransiskus dari Assisi mendengar suara dari Salib "perbaikilah Gereja-Ku!". Fransiskus spontan melakukan aksi “penggalangan dana” untuk merenovasi Gereja itu, caranya: menjual kain bapaknya!

    Ternyata oh ternyata yang dimaksud Yesus bukan perbaikan semacam itu. Maksud-Nya adalah memperbaiki diri dan Gereja yang saat itu sedang dalam krisis moral dan spiritual, ketika para pengikut Kristus termasuk para klerus dan petinggi Gereja tidak hidup sebagaimana mereka seharusnya. Sepertinya panggilan serupa juga bergema bagi kita di zaman ini.

Sabtu, 16 April 2022

Lihatlah Tuhan Mendatangi Kita!

 


     Pada Hari Sabtu Suci Gereja memperingati Kristus yang turun ke tempat penantian, membuka pintu surga bagi para leluhur kita,  mereka yang telah lama menanti-nantikan Tuhan. Mereka menanti saatnya mereka dapat memandang Allah, menanti saat dapat bersatu dengan Sang Kekasih yang selama ini dipisahkan dosa dan maut. Tetapi hari ini, lihatlah, Ia datang! Sang Kekasih datang menghampiri kita! (Kid 2:8). 

Kamis, 14 April 2022

Hai Gereja Buka Pintumu!


"Marilah kepada-Ku kamu semua yang letih, lesu, dan berbeban berat..."

*khusus mereka yang telah divaksin lengkap, tidak berusia di atas 60 tahun, 

dan sudah mendaftarkan diri.... 


     Kali ini, izinkanlah aku sedikit berkeluh kesah dan memberikan kritik terkait beberapa kebijakan yang menurutku "tidak terlalu bijak", salah satu yang utama: penutupan Gereja di masa pandemi. Bukan maksudku tidak mengacuhkan pandemi yang sedang terjadi, meremehkannya, apalagi tidak bersimpati dengan para korban, aku hanya berpendapat bahwa pilihan untuk menutup Gereja hingga membatasi umat untuk merayakan Misa bukanlah pilihan terbaik yang bebas masalah, apalagi opsi yang pantas untuk dipertahankan.

Rabu, 15 Desember 2021

"TILIK" dari Kacamata Filsafat Analitik

 

"Duh, nek ngomong iku mbok yo sing verifikatif ngono loh"

(Bu Tedjo, bila menjadi anggota Lingkaran Wina)

 

     Film TILIK, yang sempat gempar di jagat maya Indonesia merupakan karya produsen film asal Yogyakarta, Ravacana Films. Film pendek ini menceritakan tentang sekelompok ibu-ibu yang di tengah perjalanan "menilik" bu lurah yang sedang sakit di kota, menghabiskan perjalanan itu dengan bincang-bincang "panas" terkait seorang putri bernama Dian. Bincang-bincang yang dikenal dengan sebutan gossip itu ternyata menampilkan bagaimana proses seseorang membangun argumen dan mengkritisinya. Secara tidak langsung, film ini mengandung unsur-unsur yang dibahas dalam perdebatan filsafat analitik yang fokus utamanya adalah bagaimana menganalisa realitas yang digambarkan lewat bahasa. Oleh karena itu, mengapa tidak mengkaji film ini dari kaca mata para filsuf analitik?

 

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...