id="fb-root"> expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Translate

Laman

Selasa, 23 Agustus 2016

Peziarahan Penuh Makna: International Pilgrim Virgin Statue of Our Lady of Fatima Part 1



     Pada Bulan Mei-Juni 2016 yang lalu, Indonesia terutama Pulau Jawa mendapat suatu kesempatan yang berharga yaitu datangnya Replika Patung Bunda Maria dari Fatima yang berkeliling di beberapa tempat. Sesuatu yang sangat jarang terjadi ini tentu saja menjadi pengalaman yang tidak akan terulang bagi sebagian besar orang. Hal itu juga berlaku bagi saya, peziarahan patung ini memiliki kenangan tersendiri di hati saya, suatu kenangan yang tidak akan pernah hilang dari pikiran saya.

            Beberapa saat sebelum Replika Patung Bunda Maria dari Fatima itu datang, entah mengapa saya ingin sekali mengikuti peziarahan patung itu, namun dengan sesuatu yang menjadi kegemaran saya yaitu bersepeda. Mengapa saya memilih menggunakan sepeda? Sebab selain hemat, entah mengapa saat itu seakan ada sesuatu yang menguatkan saya dan meyakinkan saya akan rencana saya ini. Hal itu pun bukan sekedar rencana lagi, saat Patung itu telah tiba di Surabaya, hati saya mengatakan bahwa saya harus bersiap, sebab suatu yang besar telah menanti saya.
Suasana Langit saat itu yang mendung, serta wajah Gereja Santo Mikael
Pondok Maria Paroki St Mikael

     Hari Senin, 30 Mei 2016 adalah Peziarahan saya yang pertama. Hari itu, saya merasa senang bercampur dengan cemas sebab beberapa saat sebelum saya memulai perjalanan, langit Kota Surabaya tertutup oleh awan tebal. Saat itu, saya hanya bisa berdoa dan memulai perjalanan. Menurut jadwal, hari itu Replika Patung Bunda Maria Fatima mengunjungi Paroki Santo Mikael, Tanjung Perak, karena jarak yang cukup jauh dari rumah saya yang berada di daerah Dukuh Kupang, maka pukul 15.00 saya sudah memulai perjalanan. Perjalanan berlangsung sekitar 50 Menit, setibanya disana, saya langsung memarkir sepeda saya dan berganti pakaian sebab baju yang saya kenakan sudah basah oleh keringat.

Suasana Depan Gereja


Mobil yang membawa Patung Bunda Maria Fatima


Rm Stefanus Huyur, O.Carm


Custodian / penjaga patung, Carl Malburg

Suasana dalam gereja sebelum perarakan

Suasana persiapan perarakan di belakang gereja

Di dalam tas inilah Patung itu disimpan

     Karena masih banyak sisa waktu, saya menyempatkan diri untuk berdoa di Gua Maria dan bersyukur sebab Tuhan telah mengabulkan doa saya yaitu tiba dengan selamat dan hujan tidak turun. Sekitar pukul 16.15 saya memutuskan untuk masuk ke gereja, didepan pintu masuk umat diberi sapu tangan dan bunga mawar untuk perarakan. Di Paroki Santo Mikael, jumlah umat yang hadir tidak seberapa banyak, sebatas memenuhi gedung gereja. Beberapa menit sebelum acara dimulai, datanglah Patung Bunda Maria Fatima yang diletakkan di sebuah tas kecil dan dijaga oleh custodian Karl Malburg dan ditemani Rm Stefanus Huyur, O.Carm. Saat itu, jantung saya berdebar sebab figur dari Sang Bunda telah datang, namun disini saya tidak mengutamakan patungnya namun sosok Sang Bunda yang benar-benar hadir dan melawat hati anak-anaknya.


 

 

 

 

     Tepat pukul 17.00 Perarakan dimulai. Perarakan berlangsung dengan sederhana, jalan Sang Bunda dibuka oleh para penari dan diiringi oleh lagu Reinha dari Fatima, saat itu, umat melambaikan sapu tangan yang telah diberikan. Saat itu, saya seakan terharu sebab Ibu Maria mau datang dan mengunjungi kami. Setelah itu, dimulailah doa rosario dan dilanjutkan penjelasan mengenai kedatangan Replika Patung Bunda Maria Fatima, namun saat itu diluar gereja hujan deras mengguyur yang membuat     saya bersyukur sebab Tuhan telah mengabulkan doa saya dan menahan hujan selama tadi perjalanan.

     Setelah penjelasan dan lain-lain, dimulailah perayaan Ekaristi. Ditengah perayaan Ekaristi, setelah Homili, umat diperbolehkan meletakkan bunga mawar yang telah didapat di depan Patung Bunda Maria. Disitu entah mengapa saya sangat terharu sekali. Perayaan Ekaristi berlanjut seperti biasa, dan dilanjutkan dengan drama singkat mengenai kisah penampakan di Fatima. Rangkaian acara selesai sekitar pukul 21.00 dan ada suatu hal yang mengejutkan saya sebab hujan belum juga berhenti. Tetapi berhubung rumah saya yang di daerah Dukuh Kupang dan saat itu sudah sangat malam, akhirnya saya memakai jas hujan dan segera menuju ke parkiran untuk mengambil sepeda saya.

     Saat keluar dari pintu gerbang gereja, kayuhan-demi kayuhan terasa semakin berat, ternyata di wilayah Tanjung Sadari itu sedang dilanda banjir yang tinggi se paha. Akhirnya saya memutuskan untuk menuntun sepeda saya hingga air tidak seberapa tinggi. Meski lelah dan lapar, saya memutuskan untuk tidak beristirahat sebab waktu sudah menunjukkan pukul 22.00. Akhirnya saya tiba di rumah pada pukul 23.00, saat itu saya berdiam diri sejenak dan merefleksikan apa yang saya alami hari ini. Seakan Bunda Maria memberi saya pelajaran untuk tekun seperti dia, meski menerima banyak cobaan, dan saya juga bersyukur sebab Tuhan dan Bunda Maria seakan memberi saya kekuatan untuk melewati berbagai rintangan, tak hanya saat itu saja, melainkan sepanjang hidup saya.  Sekian kisah saya kali ini, Tuhan memberkati!

Untuk foto atau video selengkapnya bisa dilihat di akun saya:
Facebook : Christian Viming
Instagaram : @christianviming atau klik https://www.instagram.com/p/BGCd9E0L_cj/?taken-by=christianviming
 
Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...