Rabu Abu adalah hari dimana masa prapaskah dan masa pantang dan puasa bagi umat Katolik dimulai. Pada hari Rabu Abu umat Katolik mendapatkan abu yang dioleskan di dahi dengan bentuk salib. Sayangnya, hal ini disalahgunakan oleh beberapa orang untuk eksis di media sosial, pamer kepada masyarakat,dll. Oleh sebab itu, pada hari ini admin akan menuliskan tentang cara menyikapi Rabu Abu dengan baik.
Abu dalam gereja Katolik melambangkan kerendahan diri,kesengsaraan,perasaan sedih karena berdosa,malu,dll. Dalam hal ini, abu menandai hari-hari untuk mati raga dan bertobat. Pada hari Rabu abu dan setiap hari jumat setelah rabu abu sampai Jumat Agung, umat katolik menjalani masa pantang dan puasa. Puasa disini adalah makan sekali kenyang jadi makan 3 kali sehari namun hanya boleh kenyang satu kali. Sedangkan pantang adalah tidak memakan daging (beberapa orang mengijinkan hanya makan daging ikan), berusaha tidak melakukan atau mengurangi kesenangan kita misalnya biasanya kita menghabiskan uang 100.000 sehari, pada masa pantang kita bisa menghabiskan hanya 75.000 untuk kesenangan kita sedangkan sisanya dapat disumbangkan untuk amal.
Tentu saja semua hal ini merupakan tradisi gereja yang berpegang pada ajaran Yesus Kristus yang bukan merupakan ajang pamer kita sebagai orang Katolik. Tuhan sendiri mengatakan jika kita sedang berdoa, berpuasa,memberi sedekah,dan melakukan kebaikan lainnya jangan sampai orang lain mengetahuinya (BDK Mat 6:1-6,16-18). Karena jika kita pamer kepada orang lain bahwa kita berpuasa, berdoa, dan menyumbang kepada sesama maka kita sudah mendapat balasannya, sedangkan jika kita melakukannya dengan sembunyi-sembunyi Tuhan akan memberikan rahmat-Nya kepada kita.
Yah,sekian dulu post admin kali ini, semoga kita semua bisa mengubah sikap dan tetap setia kepada-NYA, GBU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar